DARI Informasi yang diperoleh jajaran pelaksana ibadah umrah, baik melalui situs resmi Kementerian Agama Saudi Arabia dan Kementerian Agama Republik Indonesia, kabarnya Saudi Arabia akan membuka kembali pada 4 Oktober 2020, namun melalui tahapan-tahapan.

Menurut Manajer Operasi PT Kaltrabu Indah, Muhammad Arifuddin, Rabu (30/9/2020), sekitar 40 persen akan dibuka pada 4 Oktober, namun itu dikhususkan untuk Warga Negara Saudi Arabia.

"Bukan kepada negara-negara lain," tegasnya. 

Kemudian, lanjutnya, pada 18 Oktober akan dibuka kembali menjadi 60 persen dari jumlah kapasitas Masjidil Haram. Namun itu juga masih untuk warga Negara Saudi Arabia atau Warga yang bermukim di Saudi Arabia. 

Selanjutnya, sambung Arif, 1 November 2020 akan dibuka 100 persen dari kapasitas dari Masjidil Haram. Itupun masih menunggu, negara-negara manakah yangdiperbolehkan atau yang dibuka untuk izin visa umrah melaksanakan ibadah umrah di Saudi Arabia. Informasinya, itu melihat pada naik turunnya  angka suspect pandemi corona di masing-masing negara.

"Harapan kami mungkin di situ Indonesia sudah termasuk di dalam zona hijau yang diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah umrah di Masjidil Haram," ungkapnya.

Tetapi, menurutnya, Kaltrabu melihat kondisi kemungkinan untuk Indonesia dan mungkin sampai dengan Januari 2021. Itu tak lain sangat berkenaan dengan persiapan-persiapan, berkenaan dengan penerapan-penerapan protkol kesehatan pelaksanaan ibadah umrah di masa pandemi.  

Menurutnya, ibadah umrah kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jemaah menerapkan protokol kesehatan. Melaksanakan swab test sebagai pengajuan Visa Umrah. Ada di sana kapasitas bis dan kapasitas hotel sekitar 50 persen dari jumlah kapasitas. Itu perlu sosialisasi. 

"Yang jelas kita menunggu petunjuk teknis dari Kementrian Agama Bidang Haji dan Umrah, berkenaan dengan pelaksanaan ibadah umrah di masa pandemi dan protokol-protokol kesehatan yang nantinya diterapkan," terang Arifuddin. 

Kaltrabu sendiri akan fokus pada jemaah yang tertunda di tahun 2020 yang dimulai tanggal 27 Februari sampai dengan Juli atau bulan Ramadhan kemarin. Ada sebanyak 603 orang yang tertunda dan ada sekitar 20 sampai 25 orang Jemaah yang refund alias pengembalian dana. 

Sesuai arahan dan instruksi Kementrian Agama, tambahnya lagi, sementara tidak buka umrah dulu, sampai memberangkatkan jemaah umrah yang tertunda kemarin. 

"Nanti akan kita sampaikan. Kita sosialisasikan ketentuan-ketentuan pelaksanaan ibadah umrah di masa pandemi dengan penerapan protokol-protokol kesehatan," sebut Arifuddin.  

Saat ini pihaknya melihat dan menunggu perkembangan yang ada. Menunggu informasi dan Kementrian Agama Saudi Arabia dan menunggu informasi Kementrian Agama RI dan juga menunggu dari pihak Asosiasi yang akan melakukan dialog dan mengadakan sistimatis bagaimana proses dan prosedur tata cara pelaksanaan ibadah umrah. 

Setelah semuanya jelas apa yang disampaikan. Akan disampaikan kembali kepada Para Jemaah.

"Begini penerapannya. Begini proses pengajauan visanya. Baik itu berkenaan dengan harga, program dan penerbangan dan penerapan protokol kesehatan selama melaksanakan ibadah umrah maupun melaksanakan salat-salat 5 waktu di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi," ungkapnya lagi. 

Informasi yang diterima Arifuddin,  sampai Senin 28/9/2020, masih menunggu dan melihat perkembangan di tanggal 4 oktober 2020. Karena kapasitas sekitar 40 persen dibuka. Kemudian melihat perkembangan 18 oktober. Nanti di 1 November juga melihat perkembangannya seperti apa penerapannya. 

Diharapkan negara Indonesia sudah dibuka untuk tanggal 1 November. Setelah itu, akan mengikuti petunjuk-petunjuk teknis pelaksanaan ibadah umrah di masa pandemi. Kondisinya berada di luar kebiasaan sebelumnya, mungkin ada kebisaan baru yang harus lebih ditekankan kepada Jemaah untuk menjaga kesehatan di masa pandemi ini.[sumber: rri]