PERUSAHAAN penyelenggara Ibadah Umrah (PPIU)  yang ada di Kalimantan Selatan (Kalsel) memilih tak memberangkatkan jemaahnya, walau pun mulai 1 November 2020 tadi pemerintah Arab Saudi memperioritas umat muslim dari Indonesia untuk menunaikan ibadah umrah.


Perusahaan penyelenggara ibadah umrah  memilih survei terlebih dahulu, baru Januari atau Februari 2021 memberangkatkan jemaahnya.

"Kaltrabu belum akan memberangkatkan di November, karena kita masih menunggu rencana pimpinan survey ke Saudi dan kepastian alurnya," kata Fakhrul Rizani A Direktur Kaltrabu Banjarmasin, Seninn(2/11/2020).

Perlu diingat, kata dia, November sudah ada jemaah asal Indonesia yang berangkat, tapi masih uji coba.

Ada beberapa jemaah umrah yang gagal berangkat.

"Kemungkinan keberangkatan akan kami jadwal di bulan Desember. Setelah kami mencoba untuk mempelajari alur dan mekanisme Umrah di masa Pandemi dengan penerapan protokol kesehatan," katanya.

Dijelaskan Fakhrul, dalam pemberangkatan jemaah umrah nanti yang menjadi prioritas adalah jemaah yang tertunda sebanyak 602 orang.

"Kami juga masih melihat available tiket yang kemungkinannya dipertengahan November nanti ketahuannya," ucapnya.

Terpisah, Hendra Royadi Amd sebagai Mitra DGI Kalsel mengatakan sebenarnya November ini bisa saja pihaknya memberangkatan jemaah, tapi biaya lebih tinggi, sekitar Rp 40 jutaan karena masih menerapkan protokol covid 19.

"Insha Allah kami akan memberangkatkan jemaah yang tertunda kemarin sebanyak 25 orang asal Amuntai transit Surabaya- Madinah," ujarnya.

Insya Allah, kata Hendra, Februari 2021 akan memberangkatkan Banjarmasin langsung Madinah dimana cash harga Rp 28.100.000 jarak hotel 200 meter an,

"Kalau lebih dekat lagi hotelnya Rp 31,3 juta cash jarak nya 100 meter an dan ada juga jarak hotel 50 meter itu cash nya Rp 35 jutaan," ujarnya. (banjarmasin post.co.id)